PERJANJIAN RUH DENGAN ALLAH

PERJANJIAN RUH DENGAN ALLAH 

Dulu, sebelum kita lahir dan berada di alam Dunia kita pernah berikrar (berjanji) kepada Allah di alam ruh. 

Dan Allah bertanya :
"Alastu birobbikum"
Benarkah aku ini Tuhanmu
Ruh menjawab :
"Bala Syahidna" 
Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi

Sebagaimana dalam firman Allah di Qs Al A'raf Ayat 172 :
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)"

Jika masih ada yang bertanya-tanya "kenapa aku dilahirkan ke Dunia" maka ini adalah jawabannya.
"Tapi kan gak tau, dulu gak inget apa-apa. Jika kita berikrar dengan Allah saat dahulu, lantas bagaimana dengan anak yang terlahir dari Agama selain Islam?" 

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah telah bersabda:

مَا مِنْ مَوُلُودٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلىَ الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ، كَمَا تُنْتِجُ الْبَهِيْمَةُ بَهِيْمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّونَ فِيْهَا مِنْ جَدْعَاءَ؟

“Tidaklah setiap anak yang lahir kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Seperti hewan melahirkan anaknya yang sempurna, apakah kalian melihat darinya buntung (pada telinga)?”

Hadits diriwayatkan oleh Al-Imam Malik dalam Al-Muwaththa` (no. 507); Al-Imam Ahmad dalam Musnad-nya (no. 8739); Al-Imam Al-Bukhari dalam Kitabul Jana`iz (no. 1358, 1359, 1385), Kitabut Tafsir (no. 4775), Kitabul Qadar (no. 6599); Al-Imam Muslim dalam Kitabul Qadar (no. 2658).

Begitupun sebelum manusia lahir di muka bumi, Allah SWT meniupkan ruh-Nya ke janin yang masih dalam kandungan ibu pada usia 120 hari (empat bulan) kehamilan.

Dalam surat Shaad disebutkan, "Maka apabila telah Ku sempurnakan kejadiannya dan Ku tiupkan kepadanya ruh-Ku."(QS: 38:72).

Dan Allah meniupkan 4 hal diantaranya
1. Rizkinya
2. Ajalnya (kematian) 
3. Amal perbuatannya
4. Bahagia/sengsaranya
Rizki dan Ajalnya termasuk (Qadar/Qadarullah) artinya ketetapan Allah yang mutlak, kukuh tidak dapat dirubah. Sedangkan Amal perbuatannya dan Bahagia atau sengsaranya termasuk (Takdir) ketetapan yang dapat dirubah sesuai ikhtiar atau usaha manusia itu sendiri. 

Jadi keliru ya kalau ada yang bilang rezeki itu takdir, karena sekeras apapun manusia itu ingin mendapatkan apa yang dia inginkan itu Allah yang punya hak, dan sudah Allah porsikan, rezeki akan terus mengikutinya selagi manusia itu belum datang ajalnya. 

Dan berdasarkan Hadist berikut : 
Dari Hudzaifah bin Usaid raberkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Apabila nutfah telah berusia empat puluh dua malam, maka Allah mengutus malaikat, lalu dibuatkan bentuknya, diciptakan pendengarannya, penglihatannya, kulitnya, dagingnya, dan tulangnya. Kemudian malaikat bertanya, ra Rabbi, laki-laki ataukah perempuan?` Lalu Rabb-mu menentukan sesuai dengan kehendak-Nya, dan malaikat menulisnya, kemudian dia (malaikat) bertanya, Ya Rabbi, bagaimana ajalnya?` Lalu Rabb-mu menetapkan sesuai dengan yang dikehendaki-Nya, dan malaikat menulisnya. Kemudian ia bertanya, `Ya Rabbi, bagaimana rezekinya?` Lalu Rabb-mu menentukan sesuai dengan yang dikehendaki-Nya, dan malaikat menulisnya. Kemudian malaikat itu keluar dengan membawa lembaran catatannya, maka ia tidak menambah dan tidak mengurangi apa yang diperintahkan itu. (HR.Muslim)

Jadi bagaimana? Apakah sudah jelas? Bahwa Allah menjadikan/menciptakan manusia itu sudah ketetapannya, dan jika ada yang masih bertanya "kenapa kita dilahirkan ke Dunia?" Maka jawabannya "karena kita dulu telah berikrar dengan Allah" 

Semoga dengan apa yang aku tulis, menambah keyakinan kuat pada Rabb kita. Dan semoga kita bukanlah hamba yang lengah. 

Terima Kasih, semoga ini bermanfaat dan mohon dimaafkan atas kurang dan salahnya.